Sabtu, 19 Maret 2011

Dialektika
persaingan antara Microsoft,
Apple, dan Linux (yang didukung
banyak perusahaan, salah
satunya Google) seperti roman
yang tanpa ujung.
Perkembangan sistem operasi
notebook, desktop dan server 20
tahun terakhir, otomatis
didominasi oleh ketiga nama
tersebut.
Fokus tulisan ini hanya pada
sistem operasi notebook,
desktop dan server dan bukan
pada Gadget atau tablet. Jadi
pembahasan mengenai iOS,
Android, Windows phone,
symbian, dan blackberry os tidak
akan dibahas secara khusus, dan
dibahas sehubungan dengan
desktop semata.
Microsoft: Masih Merupakan
‘ Kekaisaran IT’ yang sangat
Kuat
Ada perkembangan yang sangat
menarik di negeri Jerman.
Kementerian Dalam Negeri
Jerman akhirnya memutuskan
menggunakan Microsoft
Windows XP Kembali.
Alasan yang dikemukakan
kemenlu Jerman secara resmi
adalah, karena adanya 'kritik dari
user', dan masalah
'interoperabilitas' yang tak dapat
dipecahkan.
Parlemen Jerman (Bundestag)
sudah mempertanyakan, kenapa
hal ini terjadi. Sebab di institusi
pemerintahan yang lain, sudah
bermigrasi ke linux/open source.
Hal ini membuktikan bahwa lobi
Microsoft masih sangatlah kuat,
dan tidak dapat diremehkan.
Tidak hanya pada pemerintahan.
Di Korporasi, Dominasi Microsoft
sudah ‘mendarah-daging’.
Contoh, mereka memiliki aplikasi
bisnis Dynamic AX, yang
diakuisisi dari sebuah
perusahaan Denmark, dan juga
Microsoft Exchange.
Microsoft Office masih dianggap
sebagai aplikasi Office standar
perkantoran, dan Microsoft
hanya menyediakan versi
MacOSX, selain versi Windows.
Hal ini menyebabkan pemakai
Microsoft Office hanya bisa
menggunakan dua sistem
operasi itu, dan tentunya
Microsoft lebih menekankan,
supaya user menggunakan versi
Windows.
Secara mengejutkan, pers
mengumumkan terjadinya
aliansi antara Microsoft-Nokia.
Dengan digunakannya Windows
phone 7 pada handset Nokia,
maka penetrasi OS Windows di
desktop secara umum akan
tetap kuat.
Sinkronisasi data dari handset
Windows phone 7 Nokia tentu
akan diarahkan untuk
menggunakan OS Windows. Ini
merupakan tawaran menarik
bagi korporasi, yang memang
menggunakan desktop berbasis
Windows. Sinkronisasi data akan
semakin mudah, karena di atas
kertas sistem operasi desktop
dan gadgetnya berasal dari
vendor yang sama.
Windows 7 sendiri bukanlah
sistem operasi yang buruk.
Microsoft sudah banyak belajar
dari kekurangan-kekurangan
mereka sewaktu
mengembangkan Windows
Vista, dan hasilnya Windows 7
adalah produk yang lebih handal
dan baik. Sekarang, Microsoft
sedang mempersiapkan
Windows 8, yang juga akan
dioptimasi untuk tablet PC.
Di pasar server, Windows server
pun masih mendominasi,
dengan menguasai 70 persen
lebih pasar, walaupun khusus
untuk web server, linux yang
dominan. Tetap bagaimanapun,
Produk Microsoft masih memiliki
'tempat' di korporasi.
Hanya Windows server saja yang
dapat menjalankan Microsoft
Exchange Server, aplikasi
produk kolaboratif yang
dikembangkan oleh Microsoft.
Fitur-fitur utama Exchange
terdiri terdiri dari surat
elektronik, kalender, kontak dan
tugas, dukungan untuk akses
mobile dan berbasis web untuk
informasi, dan dukungan untuk
penyimpanan data. Semua fitur
yang ditawarkan Exchange
tersebut sudah menjadi standar
di korporasi.
Rasanya, masih terlalu dini untuk
berpendapat, bahwa pengaruh
Microsoft sudah berkurang di
industri IT. Di segmen tertentu,
mereka tetap dominan.
Mereka akan tetap di sana
sampai tahun-tahun mendatang.
Segmen Korporasi
bagaimanapun masih akan
dikuasai oleh mereka. Walaupun
Bill Gates sudah tidak berada di
manajerial, Microsoft tetap
adalah ‘Gulliver’ IT.
Apple: Gabungkan Inovasi iOS
dengan MacOSX
Apple pun mulai mengambil
langkah strategis, untuk
memperkuat market retailnya.
Akhirnya, Apple memilih mundur
dari bisnis server high-end,
sehubungan dengan 'gempuran'
Microsoft dan Linux/Open Source
di lini korporasi. Xserve product
line, yang merupakan server
high-end dihentikan.
Jika konsumen Apple ingin beli
produk server, mereka masih
sediakan Macmini server dan
Macpro server, yang didesain
untuk server low-end dan mid-
range. Apple akan lebih
memfokuskan diri dengan
konsumen retail, seperti terlihat
pada suksesnya Apple Store.
Penulis sempat mengunjungi
Apple Store yang berada di
Frankfurt am Main, Jerman.
Gedungnya sangat modern dan
stylish. Di sana terlihat sekali,
bahwa konsumen yang
mendatangi tempat itu bukanlah
dalam konteks kerja kantoran
atau korporasi. Namun sebagian
besar lebih untuk 'fun' atau
bersenang senang melepas lelah.
Banyak juga muda-mudi yang
datang, baik sekedar untuk
memainkan iPad dan komputer
mac, atau untuk bertransaksi.
Seperti layaknya Apple Store lain,
suasana tempat tersebut sangat
'homey', dan membuat setiap
pelanggannya untuk 'susah
meninggalkan tempat'.
Seingat saya, ada Apple Store
Frankfurt terdiri atas dua lantai.
Lantai pertama, tempat Apple
mendisplay komputer mac dan
gadget-gadgetnya (iPad/iPod).
Lalu lantai kedua tempat
customer service, peripherals,
software, dan aksesoris.
Posisi Apple store yang terletak
di Große Bockenheimer Straße
30 ini memang sangat strategis.
Ramai, namun tidak terlalu
ramai, dan setelah keluar dari
toko kita bisa ngaso di tempat
duduk dan di bawah pohon.
Memang, Apple memiliki kriteria
sangat khusus untuk memilih
tempat sebagai store retail dia,
dan salah satu kriterianya,
tempat itu harus strategis.
Di poin ini saya sangat sepakat,
bahwa Apple adalah vendor IT
yang paling sukses dalam bisnis
retail. Belum ada vendor IT lain
yang bisa menciptakan sesuatu
sesukses Apple store. Jika ada
pun, hanya Apple yang mampu
memberikan sentuhan seni dan
design pada store miliknya.
Banyak pengamat yang berpikir,
bahwa dengan inovasi Apple
yang luar biasa di sektor gadget,
maka desktopnya akan
ditinggalkan. Ternyata tidak
demikian. Apple justru
berencana membawa inovasi-
inovasinya di sektor gadget pada
sistem operasi desktop.
Jadilah mereka berencana merilis
veris berikutnya dari MacOSX,
yang diberi nama 'Lion'. Intinya,
'Lion' adalah Gabungan antara
iOS dan MacOSX.
Di sistem operasi baru ini Mac
Apps store akan dimasukkan,
walaupun sudah dibundel pada
update MacOSX 10.6.6 yang
terbaru. User interface 'Lion'
akan diarahkan supaya semudah
menggunakan gadget iPad.
Konfigurasi sistem akan
dipermudah, dan akhirnya iChat
akan disertakan dukungan
Yahoo Messenger.
Satu hal yang akan
mempermudah setting server
'low to midrange', sistem
operasi server sudah build in di
'lion', tanpa perlu beli sistem
operasi terpisah. Dan fitur-fitur
lain akan diketahui pas
launching.
Macbook Air baru adalah sebuah
notebook dengan dimensi
hampir menyerupai iPad.
Memiliki berat dan volume yang
hampir sama, namun dengan
fungsionalitas sama persis
dengan notebook biasa.
Ini sebenarnya sebuah tawaran
menarik bagi para komuter atau
SOHO, sebab di Macbook Air
tetap bisa menggunakan
Microsoft Office, jika ingin
sinkronisasi data dengan
desktop Windows.
Di sisi lain kesuksesan Iphone/
pad/pod mendorong popularitas
desktop/notebook macintosh
juga. Sebab popularitas mereka
menjadikan Apple juga populer
di kalangan korporasi, yang
mulai banyak menggunakan
gadget Apple.
Steve Jobs adalah pengagum
design Jerman yang
perfeksionis. Dia Pengagum
design produk Mercedez-Benz
dan Braun. Oleh karena itu,
berpikir bahwa Jobs 'teledor'
dan tidak memikirkan mengenai
suksesi adalah sangat
berlebihan.
Pendapat yang
mengkhawatirkan kesehatan
Jobs adalah juga sangatlah
berlebihan, sebab Jobs
dipastikan sudah ada rencana
suksesi di kepalanya.
Selama ini, Jobs sudah berusaha
keras untuk mempromosikan
anggota direksi Apple lain,
seperti Tim Cook, Phill Schiller,
dan Jonathan Ive. Setiap event
konferensi, sudah tidak pernah
didominasi Jobs, namun diisi
bergantian dengan anggota
direksi yang lain.
Itu bukan sekedar sandiwara,
karena Jobs ingin menunjukkan,
bahwa kepemimpinan di Apple
bersifat kolektif dan bukan ‘one
man show’. Walt Disney, Sony,
IBM, Nokia, dan banyak
korporasi lain, walaupun sudah
ditinggal oleh foundernya, tetap
berjalan normal dan tetap
mengeruk profit selama puluhan
bahkan ratusan tahun setelah
suksesi pertama.
Apple sekarang sama sekali tidak
bisa disamakan dengan Apple
antara tahun 1985-1997,
sewaktu Jobs absen. Sebab,
sudah ada banyak sekali
perubahan yang terjadi di Apple,
terutama terkait kultur
korporasi, yang menyebabkan
Apple lebih mampu beradaptasi
terhadap tantangan ke depan.
Saya percaya, Jobs dan timnya
sudah banyak belajar dari
kesalahan Apple di era 85-97,
lebih baik daripada kita-kita
yang pengamat dari luar. Apple
adalah ‘Leonardo Da Vinci’ dunia
IT, yang berhasil realisasikan
design nya.
Linux: Open Source, Para
Ilmuwan, dan Google sang ‘juru
selamat’
Search Engine Google disokong
sepenuhnya oleh linux, seperti
yang pernah dilaporkan oleh
detikinet. Google juga sudah
menyerahkan puluhan juta baris
kode pada komunitas open
source, seperti dibahas di
detikinet.
Open Source menjanjikan
kontinuitas pengembangan
software ‘vendor independent’.
Pengembangan Software hanya
dibatasi oleh kreativitas
developer.
Linux adalah platform standar
untuk riset komputasi, baik
komputasi murni, fisika, kimia,
biologi/bioinformatika,
matematika, atau lainnya.
Platform Unix-like yang scientific,
namun cost-friendly, itulah yang
menyebabkan linux disukai oleh
ilmuwan/akademisi di
Universitas.
Pada umumnya, publikasi ilmiah
serius dalam bidang komputasi
‘ hard core’ adalah penelitian
yang berjalan pada platform
linux. Contohnya pada
bioinformatika,
chemoinformatics, dan
komputasi fisika, penggunaan
Linux adalah standar di bidang
studi tersebut.
Linux memungkinkan
pengolahan data genome/
proteome dalam jumlah besar, di
sistem cluster, dengan price/
performance ratio yang paling
baik. Bisa lakukan riset, tanpa
harus tergantung
pengembangan software dari
vendor. Independensi ini sangat
penting, agar riset bisa berjalan
secara kontinu.
Larry Page dan Sergey Brin,
founder Google, adalah
Mahasiswa PhD Computer
Science Stanford yang sedang
On-leave, Eric Schmidt, CEO
Google (yang akan diganti oleh
Larry Page) adalah Profesor IT di
Stanford. Mereka adalah Linux
User sejak awal-awal kuliah
(Schmidt mungkin sudah dari
awal familiar dengan Unix).
Hal ini membuktikan, bahwa
memang Linux sudah sangat
familiar dengan dunia akademis
dari sejak awal. Jauh sebelum
Google menjadi perusahaan
besar, Brin dan Page sudah
mempublikasi penelitian mereka
mengenai search engine pada
publikasi ilmiah yang peer-
reviewed. Mereka, para
computer scientist di Stanford,
adalah para Linux 'die harder'.
Untuk membuktikan komitmen
kami pada platform Linux dan
Open source, tulisan ini sengaja
kami tulis pada pengolah kata
Open Office Writer 3.2, yang
dirunning pada OS Fedora Linux
13, disinkronisasikan dengan
Google docs. Mendukung Linux
dan Open Source memang harus
dibuktikan dalam tindakan, dan
ini bisa dimulai dengan hal-hal
kecil.
Google sendiri sudah
mempersiapkan Chrome OS,
yang sekarang masih berada di
versi beta. Namun, rilisnya
ternyata ditunda sampai
pertengahan tahun 2011 ini,
seperti yang diberitakan oleh
detikinet.
Chrome OS adalah sistem operasi
berbasis Web, yang tetap
menggunakan kernel monolithic
Linux. Chrome OS dikembangkan
dari proyek open source
'Chromium OS'.
Berbeda dengan MacOSX dan
Windows 7, Chrome OS adalah
sistem operasi yang berjalan
secara penuh pada lingkungan
'cloud', alias membutuhkan
koneksi internet untuk
pengoperasiannya.
Sampai sekarang, Google masih
melakukan pengujian terhadap
Chrome OS, dengan membagikan
prototip notebook cr-48 kepada
beta tester di Amerika Serikat.
Diharapkan, sewaktu 'launching'
pada pertengahan tahun ini,
Chrome OS akan langsung
mendapatkan dukungan dari
vendor hardware terkemuka,
seperti Acer, Intel, Dell, Lenovo,
Toshiba, dan lainnya.
Saya percaya, bahwa
membaiknya infrastruktur
internet di tanah air, akan sangat
mendukung bagi kemunculan
Chrome OS, yang sepenuhnya
'cloud based OS'. Chrome OS
akan menjadikan Linux sebagai
sistem operasi yang lebih
mainstream, tanpa membawa
brand linux itu sendiri.
Ini memang salah satu strategi
branding dari Google, yaitu
'seakan' memisahkan Linux dari
Chrome OS, supaya end user
tertarik. Diharapkan, strategi
branding Google ini akan sukses
dalam melepaskan 'stigma' linux
sebagai platform para 'kutu
buku', dan menjadikannya
langsung bersaing di pasar
consumer retail, dan berhadapan
langsung dengan Apple.
Google bisa disebut sebagai
'juru selamat' bagi Linux.
Menurut situs top500, lebih dari
90 persen komputer super di
dunia ini menggunakan sistem
operasi Linux. Berarti, di bidang
'hard core computing', memang
Linux masih mendominasi.
Hal ini diramalkan tidak akan
berubah banyak pada 2011,
sehingga Linux tetap akan
menjadi 'kaisar' bagi OS
komputer super. User installed
based linux yang tidak sebesar
Windows dan MacOSX bukan
berarti pengaruhnya tidak
sebesar mereka.
Search Engine Google, Internet
Server, portal scientific, disokong
oleh Linux semua. Dalam kasus
ini, kuantitas sama sekali tidak
mencerminkan bagaimana
kualitas dan pengaruh linux
sesungguhnya di dunia IT.
Linux itu seperti ‘Pasukan
Komando’, yang jumlahnya
terbatas, namun memiliki peran
sangat kunci dalam
menyelesaikan suatu ‘misi’. Nah,
salah satu 'misi khusus' tersebut
adalah menjadi backbone bagi
dunia riset dan akademis di
Universitas.
Sukar membayangkan suatu
riset IT yang bisa berjalan tanpa
Linux sama sekali. Dunia
Akademis memerlukan sistem
operasi yang menyediakan price-
performace ratio terbaik, dan
Open Source. Itu semua bisa
diberikan oleh Linux.
Masa Depan Windows, Mac,
dan Linux
Dialektika ketiga ‘kerajaan’
tersebut akan selalu
menghasilkan teknologi-
teknologi baru, karena
persaingan yang keras akan
memaksa mereka semakin
kompetitif. Baik Microsoft, Apple,
dan Google akan tetap
mendominasi OS Desktop dunia
IT sepanjang tahun ini, dan
bahkan mungkin sampai dekade
yang mendatang.
Direncanakan, Google akan
merilis Chrome OS pada tahun
ini, sehingga akan semakin
'meramaikan' persaingan di
sektor OS. Diharapkan, Chrome
OS akan memberikan alternatif
'segar' kepada user yang sudah
terbiasa dengan sistem operasi
yang ada, dan ini secara
langsung akan meningkatkan
user installed base dari Linux.
Namun, tentu Microsoft dan
Apple tidak akan tinggal diam,
dan akan terus berinovasi. Basis
Microsoft di korporasi, dan Apple
di retail jelas akan sukar
'digoyang' begitu saja oleh
Google.
Seperti biasa, konsumen yang
akan diuntungkan, karena bisa
menikmati produk dari ketiga
pihak tersebut secara
bersamaan. Sebagai contoh,
gunakan search engine Google,
dan sistem Operasi Windows
pada komputer Macintosh.
PC Windows pun juga tetap bisa
gunakan produk Apple, karena
Safari dan iTunes telah diport ke
Windows. Sehingga sinkronisasi
dengan gadget Apple tetap bisa
dilakukan pada PC Windows.
Chrome OS pun diharapkan juga
akan bisa eksis di network yang
multi-platform.
Sysadmin tentunya selalu akan
bisa untuk mengharmonisasi
teknologi dari tiga 'dunia' yang
berbeda tersebut. Paling tidak,
berdasarkan pengalaman
pribadi, networking multi-
platform sudah sangat biasa di
dunia akademik (Windows,
Linux, dan MacOSX).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar